SeRiau- Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri SE, terlihat meradang dan mempertanyakan kinerja Kepala Badan Pendapatan Daerah (Kabapenda) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, yang menyebutkan jika penerimaan 11 sektor pajak anjlok gara-gara kabut asap.

"Jangan jadikan kabut asap ukuran turunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).Pakai data analisis dan logika yang benar," Kata Azwendi, saat dihubungi wartawan, Rabu (02/10/19).

Mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru 2014-2019 ini mengatakan, dampak kabut asap menyelimuti Pekanbaru selama kurang lebih 3 pekan, bukanlah alasan yang dibuat dalam bekerja menarik sektor pajak untuk pembangunan Kota Pekanbaru.

"Masa pembayaran pajak kan bulan sebelumnya bukan bulan berjalan. Kalau kan turun mungkin di sektor restoran yg klasifikasi UMKM. PBB dan Pajak Penerangan Jalan Umum serta pajak air tanah, BPHTB dan pajak reklame tidak berpengaruh," cetus Azwendi.

Dilansir dari website resmi pekanbaru.go.id Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, mengaku, penerimaan PAD dari 11 sektor objek pajak, menurun akibat dampak kabut asap yang melanda Kota Pekanbaru.

Dalam catatan Bapenda Kota Pekanbaru terhitung hingga bulan September 2019, Bapenda Kota Pekanbaru hanya berhasil mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp465 Miliar atau menurun dari tahun lalu sebesar Rp500 Miliar.

Zulhelmi beralasan, penurunan penerimaan sektor pajak tersebut dimungkinkan timbul oleh beberapa faktor yang terjadi selama kabut asap kurang lebih satu bulan menyelimuti Kota Pekanbaru.

Seperti banyaknya para pengusaha restoran yang keluar kota dan tutup, dan beberapa iven yang harusnya digelar di Kota Pekanbaru dibatalkan karena kabut asap.

"Kabut asap banyak merugikan semua orang, pajak jadi anjlok," ucap Zulhelmi belum lama ini. (***)